-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Iklan

Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Ellrad Ronlly Come Rohi Soroti Ancaman Stunting di NTT

Selasa, 01 Juli 2025 | Juli 01, 2025 WIB Last Updated 2025-07-02T14:13:13Z
KUPANG – Indonesia tengah mengusung visi besar “Indonesia Emas 2045”, yakni impian menjadi negara maju berdaya saing tinggi pada satu abad kemerdekaan. Namun di balik semangat tersebut, terselip kekhawatiran besar yang disuarakan oleh Ellrad Ronlly Come Rihi terkait masalah stunting yang masih mengakar kuat di berbagai daerah, khususnya Nusa Tenggara Timur (NTT). Rabu, (02/07/2025)


Indonesia memang kaya akan sumber daya alam dan budaya, namun impian besar menuju Indonesia Emas terancam gagal jika masalah stunting tidak segera diatasi. Di NTT, angka stunting masih tinggi dan mengkhawatirkan, ujar Ellrad Ronlly Come Rihi.


Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, khususnya dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi ini tidak hanya berdampak pada fisik anak, tetapi juga pada perkembangan kognitif, mental, dan produktivitas di masa depan.


Anak-anak yang mengalami stunting sangat berisiko menjadi generasi yang kurang berdaya saing. Ini bukan hanya isu kesehatan, tetapi ancaman nyata terhadap masa depan bangsa, tambahnya.


Faktor Penyebab Stunting di NTT

Ellrad Ronlly Come Rihi memaparkan sejumlah faktor utama yang menyebabkan tingginya angka stunting di NTT:


1. Kemiskinan dan Ketahanan Pangan: Banyak keluarga masih kesulitan memenuhi kebutuhan gizi dasar karena keterbatasan ekonomi.

2. Akses Layanan Kesehatan Terbatas: Fasilitas dan tenaga medis belum merata, terutama di wilayah terpencil.

3. Pola Asuh dan Minimnya Edukasi: Kurangnya pemahaman orang tua terkait gizi, ASI eksklusif, dan sanitasi.

4. Infrastruktur yang Buruk: Lokasi-lokasi terpencil sulit dijangkau oleh program pemerintah atau bantuan gizi.


Berdasarkan data dari Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), prevalensi stunting di NTT tercatat sebesar 15,2% atau 61.961 anak pada Februari 2024. Angka ini menunjukkan betapa seriusnya tantangan yang harus dihadapi jika Indonesia ingin mewujudkan generasi emas di tahun 2045.


Kalau tidak ditangani secara sistematis dan kolaboratif, stunting bisa menjadi bom waktu yang menghancurkan harapan kita menuju Indonesia Emas, ujarnya tegas.


Stunting, Ujian Nyata Komitmen Indonesia


Menurut Ellrad Ronlly Come Rihi stunting di NTT adalah cerminan sejauh mana komitmen Indonesia dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Jika tidak ditanggulangi, maka akan melahirkan generasi yang lemah dan menjadi beban pembangunan. Sebaliknya, jika diatasi dengan serius dan berkelanjutan, NTT bahkan bisa menjadi contoh sukses dalam pengentasan stunting nasional.


Pemerintah pusat dan daerah memang telah menggencarkan berbagai upaya percepatan penurunan stunting. Namun, Ellrad Ronlly Come Rihi mengingatkan bahwa ini bukan hanya tugas pemerintah semata.


Perlu keterlibatan semua pihak termasuk masyarakat, sektor swasta, dan terutama generasi muda. Jadilah generasi yang berencana karena jika tidak berencana kita hanya akan menuai bencana, ucapnya penuh harap.


Ayo Bergerak Bersama!


Ellrad Ronlly Come Rihi mengajak seluruh elemen bangsa untuk bergerak bersama dalam memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan memiliki masa depan yang cerah.


Indonesia Emas 2045 bukanlah takdir, melainkan pilihan. Apakah kita akan membiarkan stunting merampas masa depan anak-anak kita, ataukah kita berdiri dan bergerak untuk menjamin masa depan mereka? ujarnya penuh semangat.


Di akhir pernyataannya, Ellrad Ronlly Come Rihi menegaskan bahwa stunting bukan sekadar angka statistik. Ini tentang nyawa, masa depan, dan martabat bangsa.


Setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik. Mari jadikan penanganan stunting sebagai prioritas utama, karena masa depan Indonesia dimulai dari gizi dan kesehatan anak-anak hari ini, pungkasnya.**

Penulis : Zakharias Tulle
×
Berita Terbaru Update