WAINGAPU - Kawan Baik Indonesia (KBI) bersama Fair Future Foundation (FFF) kembali menggelar pelatihan, pemantapan, dan monitoring & evaluasi (Monev) bagi 20 Agen Kawan Sehat di Sumba Timur. Senin, (26/05/2025).
Kegiatan berlangsung selama dua hari di Aula Casa Kandara, Kota Waingapu, sebagai bagian dari Program Perawatan Medis Dasar (Primary Medical Care/PMC) semester II tahun 2024/2025.
Direktur Kawan Baik Indonesia, Ayu, menjelaskan bahwa Agen Kawan Sehat merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan berbasis komunitas.
“Mereka bukan sekadar perpanjangan tangan medis. Mereka hadir sebagai sahabat dalam kondisi darurat, penghubung harapan, dan penggerak kesadaran hidup sehat di desa-desa pelosok,” ujar Ayu.
Ribuan Kasus Ditangani, Bukti Nyata Kebutuhan Pelayanan Dasar.
Dalam kurun tujuh bulan terakhir, sejak Oktober 2024 hingga April 2025, para agen telah menangani 3.139 kasus kesehatan. Jumlah tertinggi tercatat pada Oktober 2024 sebanyak 859 kasus, disusul Maret 2025 dengan 484 kasus. Mayoritas kasus yang ditangani mencakup luka ringan, demam, diare, infeksi kulit, serta situasi darurat ringan yang membutuhkan pertolongan pertama sebelum dirujuk ke fasilitas kesehatan.
Pelatihan kali ini membekali para agen dengan materi pembaruan penanganan medis dasar, penggunaan aplikasi digital untuk pelaporan dan pendataan pasien, prosedur rujukan, komunikasi efektif, serta edukasi preventif di masyarakat. Agen juga menerima pengisian ulang obat-obatan P3K dan bantuan logistik seperti pulsa komunikasi dan powerbank, khususnya untuk daerah tanpa akses listrik.
Resmi Kerja Sama dengan Pemda, PMC Terintegrasi ke Layanan Publik.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, KBI juga menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Timur. Kerja sama ini menandai komitmen bersama untuk memperluas cakupan layanan dan mengintegrasikan program PMC ke dalam sistem pelayanan publik daerah.
“Dengan adanya MoU ini, posisi para agen semakin diperkuat secara struktural. Mereka menjadi bagian dari sistem, bukan hanya relawan di pinggiran,” ungkap perwakilan KBI dalam sesi diskusi publik usai pelatihan.
Monev Lapangan dan Video Testimoni Agen.
Usai pelatihan, KBI dan FFF akan melakukan kunjungan Monev ke tujuh kecamatan. Kegiatan ini akan melibatkan pertemuan langsung antara para agen dan tenaga medis Puskesmas untuk mengevaluasi kasus-kasus yang telah ditangani, sekaligus membangun sinergi lanjutan untuk pelayanan kesehatan yang lebih responsif. Tak hanya itu, KBI juga tengah memproduksi video dokumenter berjudul “A Day in My Life” yang menyorot keseharian agen dalam memberikan layanan. Video ini akan dikirimkan kepada para donatur tetap dan dipublikasikan sebagai bagian dari transparansi dan upaya menjangkau dukungan publik yang lebih luas.
Kegiatan ini menunjukkan bagaimana pendekatan berbasis komunitas mampu menjawab kebutuhan layanan kesehatan di wilayah yang selama ini sulit dijangkau sistem konvensional.
Penulis : Jull RN