-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Iklan

DPMK MAYBRAT SOSIALISASI ANYAMAN NOKEN KULIT KAYU SEBAGAI BUDAYA KEARIFAN LOKAL YANG HARUS DIPERTAHANKAN

Selasa, 29 Juli 2025 | Juli 29, 2025 WIB Last Updated 2025-07-29T13:35:05Z

 




Maybrat, RoteNews.com - Untuk meningkatkan tradisi anyaman noken sebagai warisan budaya kearifan lokal masyarakat Maybrat agar tidak punah, DPMK Maybrat melakukan sosialisasi anyaman noken kepada masyarakat tujuh (7) Kampung yakni Kampung Kambuskato, Kambuwifa, Isusu, Mano, Kambuskato Utara, Faitwosur, dan Kampung Sipat Distrik Ayamaru Timur Selatan.


Turut hadir Sekretaris Dinas DPMK mewakili Bupati Maybrat, Kepala Distrik Ayamaru Timur Selatan, Kepala Bidang Ketahanan Masyarakat, Kepala Seksi, dan Staf, serta para tokoh dan keterwakilan Mama-mama Papua dari tujuh Kampung yang tersebar di Distrik Ayamaru Timur Selatan. 


Dalam sambutan, Sekretaris Dinas DPMK Maybrat, Sergius Turot, S.Sos menyorot pentingnya Kegiatan yang dilakukan Bidang Ketahanan Masyarakat dengan mengusung tema: "Kegiatan Fasilitasi Pengembangan BUM Usaha Lokal Mama-mama Papua Noken dari Kulit Kayu" pada hari ini, Selasa (29/7/25) di Kantor Distrik Ayamaru Timur Selatan. 


Kegiatan hari ini hanya sebatas Sosialisasi. Kegiatan ini, Mama-mama akan diarahkan oleh pemateri/instruktur bagaimana cara membuat anyaman noken, alat dan bahan apa yang digunakan, proses mengolah kulit kayu hingga menjadi benang untuk menganyam noken dan bagaimana noken itu bisa bernilai ekonomis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.







Ini adalah kegiatan pemberdayaan Mama-mama Papua, sebagaimana tertuang dalam amanat UU Otsus tentang Pemberdayaan dan keberpihakan kepada Orang Papua.   Kegiatan ini dibiayai oleh Uang Otsus. Uang Otsus bukan untuk dibagi-bagikan, tetapi dimanfaatkan untuk memberdayakan orang Papua. Menciptakan sumber daya manusia Papua untuk jangka panjang, membuat pelatihan seperti yang dibuat saat ini. 


Sekretaris DPMK Maybrat mengingatkan pentingnya Noken sebagai warisan budaya orang Maybrat. Karena dari noken lahir pemimpin besar terdahulu Tanah Papua. Ada tokoh besar Maybrat Raja Kambuaya, Raja Tenau, Raja Solossa, Raja Kambu, Raja Tamunete, generasi emas diatasnya pak Gubernur Yap Solossa, Prof. Berth Kambuaya, MR. Kambu, Pdt. Hermann Saud, JP. Wanane, Gubernur Elisa Kambu, dan masih banyak lagi pemimpin besar orang Maybrat di Tanah Papua, mereka lahir dari noken dan koba. 


Jangan malu pakai noken dan koba. Noken bukan sekedar slogan budaya kearifan lokal, tapi itu adalah jati diri kita orang Maybrat. 


Noken terkandung makna filosofi adat dan budaya yang wajib dilestarikan. Jangan sampai budaya kearifan lokal kita hilang. Karena kalau hilang orang/pengrajin noken, hilang keterampilan, hilang ilmu/warisan budayanya, maka hilang juga jati diri kita sebagai manusia bermartabat di Tanah Papua.


Selanjutnya dalam pemaparan materi, ibu Yakomina Tlo sebagai instruktur menunjukkan beberapa contoh hasil anyaman noken dan menjelaskan bagaimana proses pembuatan dari kulit kayu menjadi sebuah noken yang siap dipakai, noken sebagai budaya, dan noken untuk ekonomi masyarakat.


Menutup rangkaian kegiatan, Kepala Bidang Ketahanan Masyarakat Dinas DPMK Maybrat, ibu Dina Karena, S.IP menyampaikan terimakasih untuk semua dukungan dan partisipasi Mama-mama Papua yang turut hadir. Kegiatan ini hanya sosialisasi, kami berharap kegiatan berikutnya akan disiapkan anggarannya supaya Mama-mama bisa ikut latihan atau praktik cara membuat noken. 


Selanjut Kepala Distrik Ayamaru Timur Selatan, ibu Norce H. Way, S.Sos berharap Pemerintah siapkan anggaran kedepannya untuk tindak lanjut dari kegiatan hari ini. Ini kan sosialisasi, hanya perkenalan saja. Pasti ada tahapan berikutnya, jadi mohon Mama-mama bersabar karena negara lagi mengalami efisiensi anggaran sehingga kegiatan kita tidak sampai ke tahap praktiknya.




( Jensen Segeit ) 

×
Berita Terbaru Update