Sorong Papua Barat, ROTENEWS.COM - Pendamping Pasar Pedagang Mama-Mama Papua Kota Sorong (P2MPKS) bersama ratusan mama-mama pedagang Papua menyatakan siap menemui Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, pada Kamis, 10 Juli 2025 pukul 09.00 WIT di Kantor Gubernur PBD. Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan sebelumnya antara Gubernur dan para pedagang asli Papua terkait dukungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat Papua di sektor perdagangan informal.
Kami dari P2MPKS telah bersepakat bersama para kordinator pengurus mama-mama pedagang Papua untuk menemui Gubernur Papua Barat Daya.
Agenda pertemuan ini penting, karena kami akan menyerahkan hasil pendataan ribuan mama-mama pedagang Papua, sesuai permintaan langsung dari Gubernur Elisa Kambu pada pertemuan kami tanggal 25 April 2025 lalu, ujar Yohanes Mambrasar, pendamping utama P2MPKS, saat diwawancarai (8/7/2025).
Dalam pertemuan sebelumnya, Gubernur Elisa Kambu telah menyampaikan secara lisan bahwa ia menerima dan mendukung aspirasi pedagang Papua, termasuk penguatan modal usaha, pembangunan fasilitas, dan penyediaan pasar khusus untuk mama-mama Papua. Gubernur pun memberikan mandat kepada P2MPKS untuk melakukan pendataan menyeluruh terhadap seluruh pedagang asli Papua di wilayah Provinsi Papua Barat Daya.
Kami tidak hanya mendata. Kami juga sudah bentuk lebih dari 60 pengurus pedagang tingkat kompleks dan kampung, terutama di area Kota Sorong, Aimas, Mariat Pante, sampai Mariat Gunung. Kami bertemu mama-mama di 56 titik untuk mendengar langsung kondisi mereka dan menyatukan suara mereka dalam satu wadah yang terorganisir,jelasnya.
Kami sudah jalankan perintah itu. Kami telah lakukan pendataan langsung ke pasar-pasar besar, pasar kompleks, emperan jalan, bahkan ke para pelaku usaha rumahan di enam kabupaten/kota: Kota Sorong, Kabupaten Sorong, Tambrauw, Maybrat, Raja Ampat, dan Sorong Selatan. Dari pendataan ini, kami berhasil mengumpulkan lebih dari 4.000 data pedagang Papua, dan 95 persen dari mereka adalah perempuan Papua,” tegas Yohanes.
Tidak hanya berhenti pada pendataan, P2MPKS juga telah melakukan konsolidasi internal. Mereka membentuk kelompok-kelompok pedagang berdasarkan wilayah dan pasar, lengkap dengan struktur pengurusnya yang terdiri dari koordinator dan sekretaris.
Menurut Yohanes, langkah ini merupakan bagian dari strategi besar membangun sistem koordinasi yang efektif antar pedagang dan sebagai jembatan langsung antara pedagang dan pemerintah.
Ini bukan sekadar agenda jangka pendek. Kami sedang membangun sistem permanen agar hak-hak mama-mama Papua sebagai pelaku ekonomi rakyat kecil tidak hanya didengar saat kampanye, tetapi direspon setiap tahun oleh negara. Kami ingin menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan ekonomi orang asli Papua,” tegasnya.
Usai rapat konsolidasi pada Sabtu lalu, P2MPKS bersama para mama-mama pedagang langsung melakukan berbagai persiapan jelang pertemuan dengan Gubernur.
Kami datang bukan untuk ribut. Kami datang sebagai mitra yang membawa solusi. Kami berharap Gubernur Elisa Kambu benar-benar membuka ruang dialog dan menindaklanjuti seluruh komitmennya. Ini soal keadilan ekonomi bagi mama-mama Papua yang sudah puluhan tahun berjualan di emperan tanpa perlindungan dan tanpa akses bantuan,” pungkas Yohanes Mambrasar.
Mama-mama sangat antusias. Mereka sudah siapkan poster, baliho, dan seruan damai. Kami juga sudah kirim surat pemberitahuan resmi ke bagian umum dan protokoler Kantor Gubernur. Ini bukan aksi demo. Ini pertemuan resmi dan bermartabat antara rakyat dan pemimpinnya,” jelas Yohanes.
Menurut rencana, lebih dari 500 orang mama-mama pedagang Papua dari berbagai kabupaten dan kota akan hadir langsung ke Kantor Gubernur PBD. Mereka akan datang membawa harapan, data konkrit, dan semangat kolaborasi.
Pertemuan ini diharapkan menjadi momen penting dalam sejarah pergerakan ekonomi kerakyatan di Papua Barat Daya, di mana suara dan kebutuhan mama-mama
Penulis : Jensen Segeit